Festival Sekura; Mutiara Terpendam Lampung Barat
August 20, 2014
Tabikpun!
Indonesia, tidak diragukan lagi
merupakan salah satu negara terkaya di dunia dengan melimpahnya kekayaan alam
serta budaya yang beranekaragam. Namun, siapa sangka dibalik semua itu tenyata
masih ada mutiara yang terpendam di Provinsi paling selatan pulau Sumatera,
Lampung.
Festival Sekura. Pertama kali ketika
anda membaca ataupun mendengar kalimat tersebut pasti akan bertanya-tanya, apakah
Festival Sekura? Apakah Festival bunga sakura seperti di Jepang?. Tidak, anda
salah jika berpikir demikian. Festival ini sangat original dan tidak ada
kaitannya dengan kebudayaan asing seperti Jepang misalnya. Festival sekura
merupakan Festival topeng yang secara rutin dilaksanakan setiap tanggal 1
sampai dengan 7 syawal. Festival ini sekaligus pesta rakyat yang bergilir
dilaksanakan dari satu pekon (pekon;desa) ke pekon lainnya.
Pada Festival Sekura tahun ini saya
berkesempatan hadir di Festival Sekura yang dilaksanakan di Pekon Canggu,
Kecamatan Sekala Brak. Liwa, Lampung Barat. Kesan pertama yang akan anda tangkap
ketika mengikuti Festival Sekura adalah keren!. Bayangkan anda akan melihat
puluhan orang bahkan sampai ratusan berseliweran menggunakan topeng dari kain.
Mereka menggunakan kain yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terbentuklah
topeng wajah yang menawan. Kain yang digunakan merupakan kain tradisional
dengan berbagai corak dan warna. Festival Sekura ini lazimnya diperuntukkan
untuk Mekhanai (laki-laki) di Lampung Barat.
Tidak hanya menggunakan topeng kain,
mereka juga acapkali menggunakan kacamata hitam sebagai inovasi baru dalam
berfestival sekura sehingga terkesan modern namun tetap tidak meninggalkan
budaya asli mereka. Selain itu mereka juga membawa badik (pedang tradisional
Lampung). Festival ini menjadi salah satu daya tarik masyarakat di sekitar
Lampung Barat. Masyarakat berbondong-bondong berdatangan untuk menyaksikan
ratusan orang berkostum topeng kain. Mungkin, dapat saya katakan Festival
Sekura kurang lebih sama dengan Halloween. Iya, tentu saja Halloween tradisionalnya
masyarakat Lampung Barat dan hanya terjadi setiap
satu tahun sekali.
Ada Festival Sekura pastinya ada pesta
rakyatnya! Rangkaian acara dari Festival Sekura adalah pesta rakyat. Didalam
pesta rakyat ini banyak pedagang kaget yang menjual beraneka macam makanan,
mulai dari bakso, mie ayam, pecel dan lain-lain. Dan tidak ketinggalan penjual
pakaian, mainan anak dan tentu saja penjual kacamata yang laris manis karena
kacamata hitam merupakan aksesoris yang lazim dipakai ketika Festival Sekura.
Hiruk-pikuk pekon (desa) khas Lampung. Orang-orang hilir mudik sambil berbicara
bahasa Lampung atau paling tidak berlogat Lampung.
Sekura Kamak
Ada beberapa tipe Festival Sekura,
seperti Sekura kamak (sekura kotor). Sekura kamak para Mekhanai menggunakan tanaman seperti
ranting dan daun sebagai tambahan aksesoris mereka. Terkadang mereka juga berbusana layaknya seorang wanita menggunakan daster, jilbab atau
pakaian wanita lainnya. Kemudian yang kedua ada sekura betik. Sekura jenis ini lebih rapi dan menggunakan topeng yang dibuat dari kain bercorak warna-warni. Festival Sekura diselenggarakan sebagai wujud syukur
masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu mereka rutin
menyelenggarakannya ketika Hari Raya Idul Fitri tiba. Dan kegiatan ini didukung
penuh oleh Pemerintah Lampung Barat. Sebagai salah satu bentuk kepedulian
Pemerintah terhadap kebudayaan yang hampir pudar ditelan modernisasi. Masyarakat
Lampung bangga memiliki kebudayaan yang luar biasa seperti ini.
Sekura Betik
Bukan hanya Festival Sekura yang
menjadi daya tarik budaya di Lampung Barat. Kerajaan Sekala Brak, asal muasal
orang Lampung merupakan daya pikat lain bagi para pecinta kebudayaan. Kerajaan
Sekala Brak merupakan kerajaan di Lampung dan masyarakat sekitar percaya bahwa ada sebuah situs Kerajaan Sekala Brak yang
berada di kaki gunung Pesagi, puncak tertinggi di Lampung. Masih ada kebudayaan di Lampung yang
tersembunyi bak mutiara di dasar laut. Kita sebagai generasi bangsa ini
seyogyanya menjaga agar kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dahulu tetap
terjaga kelestariannya. Cintai dan jaga harta bangsa ini sebagai identitas
bangsa.
Echi Sianturi
2 comments