Sehelai kain...
Memang hanya sehelai
Begitu keluh bibirku mengucapkannya
Begitu resah batinku memikirkannya
Sehelai kain...
Memang hanya sehelai
Tidakkah Tuhan Begitu Sempurna
Menjadikannya sebagai tameng pertahanan
Subhanallah
Aku tergugu kaku menatap wajah diri di
kaca
Wajah
Tubuh
Rambut
Auratku
Sudah berapa lama aku membiarkannya
melenggang bebas?
Disantap berpasang mata para pria
Hati diciptakan dari segumpal darah
Yang mudah rusak
Yang mudah ternoda
Tetapi, mudah pula menyambut hidayah
Ketika Allah mengirimkan seberkas
cahaya terang itu
Tangkap
Jangan lepas
Raih
Jangan sampai pergi
Sehelai kain itu bernama “Jilbab”
Sempurnalah aku sebagai seorang wanita
Sempurnalah aku sebagai seorang
muslimah sejati
Ketika Hidayah menyapa, tak tertara
indahnya...
Echi Sianturi
Malam nan panas
Kotabumi, 12
Februari 2014