Echi Sianturi
Terima kasih
telah menitipkan rasa rindu ini. Aku merayakannya dengan penuh cinta. Menggembirakan
ketika aku merindukan seseorang yang aku cintai. Kapanpun dan dimanapun dirimu,
merindukanmu akan menjadi rutinitasku. Karena merindukanmu merupakan caraku
mengatasi kegelisahan yang bergejolak ketika kau tidak berada disisiku.
Aku semakin takut ketika
kudapati kau melenggus kesal, membelakangiku dan enggan menatap hangat mataku. Layaknya
senja yang dirundung mendung gelap, hatiku. Tak ada paksaan untuk merindukanmu.
Sampai kapanpun, kau akan mendapatiku tersenyum ketika bertemu denganmu. Melihat
senyummu yang merekah. Detak jantungku akan semakin cepat, anggap saja aku seorang anak remaja yang tengah dilanda mabuk cinta. Pada cinta sejatinya; kamu.
Aku lebih memilih untuk selalu merindukanmu, ketimbang memendam rasa gelisah yang lama kelamaan membunuh sendi-sendi kepercayaanku sendiri. Tanpa rindu, tak ada cinta. Dan tanpa rindu, tak ada bumbu penyedap kisah kita. Diantara episode kisah yang aku harapkan akan berlangsung lama. Seperti sinetron yang memiliki ratusan episode. Berlangsung lama, sampai akhir.
Dan sekali lagi, terima kasih kau telah membuatku merindukanmu. Sekali lagi, sekali lagi, sampai akhirnya aku terjatuh pada kerinduan yang hakikat. Kerinduan yang selalu ada, tanpa ada beban suatu saat kau dapat meninggalkanku. Hati menyakini bahwa, rindu kita berbalas. Aku yakin, kau merasakan rasa rindu yang sama. Merayakan rindu bersama-sama ketika bertemu, bersamamu menghabiskan waktu. Hingga duniapun cemburu, dan ingin merayakan rindu bersama kita.
Aku lebih memilih untuk selalu merindukanmu, ketimbang memendam rasa gelisah yang lama kelamaan membunuh sendi-sendi kepercayaanku sendiri. Tanpa rindu, tak ada cinta. Dan tanpa rindu, tak ada bumbu penyedap kisah kita. Diantara episode kisah yang aku harapkan akan berlangsung lama. Seperti sinetron yang memiliki ratusan episode. Berlangsung lama, sampai akhir.
Dan sekali lagi, terima kasih kau telah membuatku merindukanmu. Sekali lagi, sekali lagi, sampai akhirnya aku terjatuh pada kerinduan yang hakikat. Kerinduan yang selalu ada, tanpa ada beban suatu saat kau dapat meninggalkanku. Hati menyakini bahwa, rindu kita berbalas. Aku yakin, kau merasakan rasa rindu yang sama. Merayakan rindu bersama-sama ketika bertemu, bersamamu menghabiskan waktu. Hingga duniapun cemburu, dan ingin merayakan rindu bersama kita.
Merayakan rindu; caraku dalam memelukmu dari jauh
Kamu; tempatku merayakan segala hal yang terindah, termanis, bahkan terpahit
Kamu; rindu yang tak cukup ditampung hanya didalam sebuah gelas bening
Kamu; rindu ternyataku...
Gambar:
http://media.tumblr.com/cd9f51d56e69c43bf3c39f30135b4bfc/tumblr_inline_mkxndt7ZGH1qz4rgp.jpg