BUKU FAVORIT MOTIVASI HIDUPKU

March 01, 2012

Oleh : Echi Sianturi

Diantara buku-buku yang berjejer di rak kamar saya, buku tipis yang hanya berkisar 72 halaman itu menjadi buku favorit saya. Dengan penerbit yang mungkin tidak begitu familiar dikalangan khalayak ramai. Berkesan sederhana namun menenangkan.

Buku bang Din “Selalu ada harapan”, untaian kata yang tersusun dengan begitu indah. Mengalir, membasahi hati yang tengah dilanda gundah gulanda. Ketika saya membaca buku ini, saya menjadi  teringat dengan sebuah buku best seller “La Tahzan” karya penulis terkenal  dari Timur tengah “Dr.Aidh Al-Qarni”. Buku motivasi yang menggugah, dikemas dengan begitu apik, membuat para pembaca penasaran untuk membuka lembar demi lembar selanjutnya. Mengajak para pembaca untuk mempersiapkan kehidupan masa kini namun tak melupakan masa depan. Sarat dengan unsur duniawi tetapi tidak meninggalkan unsur ukhriyah. Saling beriringan.

Seperti hujan yang turun disaat matahari tengah bersinar dengan garangnya. Seperti cahaya lilin ditengah temaram malam. Buku yang setia menemani saya disaat hendak bermimpi. Didalam salah satu lembar halamannya bang Din menulis:

“Harapan adalah nafas untuk bertahan hidup. Harapan adalah bahan bakar untuk menjalani hidup yang penuh misteri ini. Harapan dapat membuat kita untuk melalui saat buruk, pahit, kepedihan, kehilangan ataupun kekecewaan. Harapan adalah sahabat kehidupan kita untuk menghadapinya. Harapan adalah nafas kehidupan….”

Sebuah kalimat Master Piece, bagai suplemen hidup yang menguatkan keyakinan, merobohkan keputusasaan, mendongkrak harapan masa yang akan datang.
Saya jujur tidak terlalu mengenal penulis yang satu ini. Tetapi, hanya dengan membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat dalam bukunya, saya dapat menarik benang merah, bahwa bang Din merupakan sosok individu yang sangat menghargai setiap detik perjalanan hidupnya tanpa mau menyia-nyiakannya. Menikmati setiap proses yang terjadi dalam hidupnya.

Semangat hidup, begitu penting sama pentingnya seperti udara yang kita hisap. Semangat meniti kembali kehidupan. Terus bertumbuh meski secara formal tampak gagal. Saya beursaha terus tumbuh tanpa henti. Walaupun badai yang cukup besar menghantam saya. Menghancurkan sejenak rasa percaya diri saya saat mengetahui bahwa saya belum diizinkan oleh Yang Maha Kuasa untuk diterima SNMPTN. Menaikkan perasaan iri saya terhadap teman-teman saya yang bersorak kegirangan dapat masuk PTN yang mereka impikan. Astagfirullah…

Teruslah berharap, buku itu terus memotivasi saya. Seolah-olah berkata “Jika menangis bisa menjadikan beban hidupmu lebih ringan maka lakukanlah. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran tetapi jangan hidup didalamnya. Hanya dirimu yang bisa menentukan langkah selanjutnya. Maka berbahagialah….”. Terus terngiang ditelinga saya, merasuk kedalam jiwa saya. Saya harus melakukannya.

Ucapan terima kasih kepada bang Din yang telah menulis buku tersebut. Buku yang menumbuhkan harapan untuk terus bermimpi, terus bergerak maju tanpa gentar, terus bertahan dan berdo’a. Dengan keadaan sebagai seorang insan manusia yang serba terbatas. Dengan kemampuan akal yang masih dangkal, saya hanya dapat meyakinkan dalam hati saya, jika Allah berkehendak tidak ada yang mustahil di dunia ini. Termasuk mimpi. Beranilah BERMIMPI…

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Total Pageviews

Translate