Senja Tak Jingga
June 14, 2013
“Aku
tak dapat menyalahkan waktu, ketika senja kini sudah tak jingga lagi...”
Ada
aroma sesak yang menggembiri dihati saat ada bayangan yang nampak, mengukir
didalam dinding hati nan rapuh. Entah, apa itu? Bukan dia, dia atau dia yang
terbayang. Bukan mereka yang selalu aku temui setiap pagi, menyapaku dipinggir
jalan diantara aroma ayam yang harum, bukan mereka.
Tak
mampu kuterka pasti, nampak tak kuinginkan. Segan, aku segan jikalau harus
mengingat kembali tentangnya. Luka itu sudah lama aku tenggelamkan, asam garam
sudah tak kurasa lagi. Proses melupakan yang hampir serumit tata bahasa yang aku
pelajari, entahlah. Kau ingin aku mengingat yang lalu? Mengingat kepada masa
pembodohan terhadap diri sendiri selama waktu yang bergulir. Tak mampu
menyalahkan waktu, aku hanya dapat mengikutinya sejalan, seirama detak sesuai
kodratnya.
Jika
senja kini tak jingga lagi, jangan engkau menyalahkan langit. Bukan langit yang
salah, bukan pula senja yang memudar. Bukan salah alam, bukan pula salahmu. padaku, salahku yang membiarkan senja tak lagi jingga. aku hanya ingin menggelandangkan pada langit yang baru, bukan pada langit yang dahulu saat masih bersamamu. senja sudah tak lagi jingga ketika bersamamu lagi...
@echisianturi
@echisianturi
0 comments