Resah Dunia~

April 03, 2014


Aku merasakan diriku melankolis malam ini. Sesungguhnya bukan hanya malam ini saja aku melankolis, malam-malam sebelumnya aku habiskan dengan perenungan demi perenungan panjang yang malah membuat hatiku gelisah. Aku semakin berpikir keras, mencoba mencari pertanyaan demi pertanyaan yang bergelayut di otak. Hati semakin resah akan dunia yang semakin tak ramah. Hati semakin memberontak melihat dunia yang setiap detik penuh dengan pertumpahan darah, penuh dengan intrik licik, penuh dengan iri dengki, penuh dengan keangkuhan.

Kurasakan hatiku semakin tak tenang. Dunia membuatku tak nyaman, entah mungkin karena dunia sudah terlalu tua hingga menjadi pikun, semua buyar. Hanya sedikit tersisa sekat-sekat kenyamanan itu. Aku lelah mencarinya dalam ruang-ruang sempit yang hampir terasa sesak. Orang-orang berdatangan mencari ruang kenyamanan diantara dunia yang semakin kelabu ini. Aku hampir kehilangan nafas kehidupan. Ada menjadi tiada, makhluk kecil Tuhan yang sampai detik ini belum mampu menerka makna dari kehidupan.

Udara kini tak lagi sesejuk dahulu. Penuh dengan polusi, orang-orang tak lagi paham dengan sekitar. Aku muak, ingin kuberteriak namun hanya sunyi yang kudapat. Apa daya, makhluk yang penuh ketiadaan ini hanya mampu bergusar didalam hati. Dayaku tak sampai, dayaku tak dapat melampaui batas kekuasaanNya.

Dunia, nasibmu kini. Aku merasakan diriku sial terlahir ditengah-tengah dunia yang sekarang penuh dengan kepogahannya. Orang-orang berbondong-bondong memperkaya diri mereka masing-masing. Perut-perut pejabat tinggi Negeri membesar dan kurasa sebentar lagi akan meledak mengeluarkan bau busuk yang akan tercium hingga penjuru negeri ini. Orang-orang berintelek yang hanya bermodalkan ijazah palsu, lagi-lagi semua dibeli dengan uang. Ilmu, disulap menjadi lahan bisnis. Jual beli kini bukan hanya sekedar sandang dan papan, bahkan selembar ijazah menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Menciptakan generasi-generasi bangsa yang berintelektual serba palsu.


Tuhan. Hari demi hari aku semakin resah akan dunia. Tidakkah makhluk yang berawal dari ketiadaan ini memang kembali menjadi tiada pada akhirnya. Berikan aku lorong waktu. Pindah kedimensi berbeda yang jauh dari semua masalah dunia yang terus membelenggu hati dan pikiran. Aku ingin melarikan diri, berjumpa dengan sisa-sisa kedamaian dalam kepalsuan dunia. Kutengadahkan tangan meminta bantuan langit, semoga diberikan pasukan langit yang mau memberantas kemaksiatan, ketidakadilan di muka bumi ini. Pasukan-pasukan langit yang mungkin hanya akan menjadi bualan belaka. Mimpi, bunga tidur yang mempercantik lelap tidur malam nan panjang.


Echi Sianturi
Bandar Lampung 01:00
3 April 2014

Dunia, nasibmu kini...

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Total Pageviews

Translate