Pemilu?
June 08, 2014
Ahh… riweh! Setiap kali
online, seantero pengguna social media sedang gencar-gencarnya membahas bahkan
memprovokasi satu sama lain untuk memilih calon presiden jagoannya. Iya,
Pemilu! Pesta rakyat, hajatan besar 5 tahunan di Indonesia ini memang paling
popular dan acapkali mengundang kontroversi disana-sini. Pro dan kontra yang terjadi di masyarakat
bukan hal yang baru lagi. Ada banyak
cerita yang terurai dari Pemilihan Umum. Seperti rasa permen nano-nano, ramai rasanya. Dan disini
masyarakat dituntut untuk cerdas memilih, serta menimbang calon pasangan mana
yang memang benar-benar layak untuk duduk di kursi paling panas di Indonesia
ini.
Masyarakat dibingungkan dengan isu-isu yang merebak di
kala masa kampanye. Tim sukses masing-masing calon pasangan berlomba-lomba
mempercantik calon pasangan masing-masing. Saling adu domba, tak dapat
dihindari. Artikel-artikel merebak di jejaring social. Berita dengan cepat
sampai ke tengah masyarakat. Masyarakatpun dibuat kebingungan, mana berita yang
harus mereka percayai, dan mana berita yang tidak boleh mereka percayai. Semua
menjadi blur, benar dan salah tak
mampu dibedakan lagi. Hoax
dimana-mana, tetiba ada saja yang menjadi reporter dadakan karena terlalu mem-boomingnya topic ini.
Saya sendiri cukup tertarik dengan fenomena 5 tahunan
ini. Menggelitik saya untuk sedikit menelisik kedua calon pasangan yang kelak
akan memimpin di Bumi Khatulistiwa ini. Pasangan pertama yakni Bapak Prabowo
Subianto dan Bapak Hatta Rajasa. Pasangan kedua yakni Bapak Jokowi yang
notabenenya masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan calon wakilnya
Bapak Jusuf Kalla mantan wakil President RI. Kedua bakal pasangan ini sama-sama
kuat dengan kelebihan masing-masing. Bapak Prabowo yang memiliki basic di bidang militer, saya yakin
dengan kemampuan beliau bangsa ini akan lebih aman dan tentram kedepannya.
Semoga. Dan Bapak Jokowi dengan style sederhananya,
merakyat.
Yaah,
namanya juga manusia. Ketika dihadapkan dengan kursi kekuasaan semua bubar.
Bahkan prinsip dan ideology dapat tergadaikan dengan kekuasaan. Segala macam
cara di lakukan, tak peduli halam ataupun haram. Membangun citra diri yang baik
merupakan salah satu kewajiban penting yang harus ditunaikan. Demi membangun
pencitraan diri di depan masyarakat. Agar terlihat low profile, berwibawa, peduli dengan masyakarat atau apapun
namanya.
Benar! Pemilu kini merupakan ajang fantastis dimana para
politikus beradu, mengadu domba satu sama lainnya. Saling menjatuhkan. Bukankah
Pemilu merupakan pesta rakyat yang seharusnya dilaksanakan dengan besih, jujur
dan adil? Saya rasa semua itu hanya menjadi mimpi belaka jika hal-hal negative
semacam tersebut tidak dihindarkan. Ketika semua berlomba demi kepentingan
masing-masing. Tujuan Pemilu menjadi tak sepenuhnya terpenuhi.
Lagi-lagi masyarakat hanya menjadi penonton pertarungan
politik. Rakyat kecil yang tak tahu-menahu menjadi sasaran empuk para tim
sukses masing-masing bakal calon. Indonesia masih memiliki cahaya, Indonesia
masih memiliki harapan. Harapan-harapan yang tertanam dalam setiap hati kecil
masyarakat yang membutuhkan perubahan. Mereka menaruh harapan pada janji-janji
manis para calon pemimpin Bangsa yang besar ini.
Masyarakat Indonesia, pribumi dari tanah yang kaya akan
hasil alam yang berlimpah ini masih menunggu kejelasan nasib yang lebih baik
dikemudian harinya. Bukan hanya sekedar janji, seperti angin lalu. Mereka
semua, dan saya masih punya cita-cita. Indonesia kembali menjadi macam Asia.
Mengaum, terus maju dan meninggalkan predikat “Negara Berkembang”.
Pemilu, semoga fungsimu dapat terlaksana dengan baik. Dan melahirkan
Pemimpin yang benar-benar akan memimpin Bangsa ini. Bukan pemimpin boneka yang
dikendalikan oleh pihak asing. Ini Bangsa kita! Kita yang memimpin bukan
mereka! Dan kita bukan Negara boneka, Kita Negara yang berdaulat!
Echi Sianturi
Penulis Lepas,
Mahasiswa. Dan bukan Tim Sukses.
Kotabumi, 6 Juni 2014
0 comments