Ayah, Sosok yang Sempat Terlupa…
November 03, 2014
Aku
sudah terlalu sibuk dengan duniaku sendiri. Aku sudah terlalu lama berkecimpung
di dunia yang aku sukai. Dan ketika aku beranjak kembali ketempat asalku,
banyak hal yang aku tinggalkan. Dan aku baru menyadarinya saat ini. Setibanya
waktu itu, waktu dimana semua seakan berhenti. Waktu yang membuatku merenung,
membuka mata batinku. Aah, sudah berapa lama aku tak memperhatikannya…
Aku
bahkan sudah lupa kapan tahun kelahirannya. Aku hanya dapat menerka usianya
dari rambutnya yang semakin banyak memutih, mungkin sekitar 50 tahun lebih.
Masih mungkin, dan masih mengambang diotakku. Seketika aku ingin menangis,
bulir-bulir kecil dari pelupuk mataku ingin terjun bebas. Mengalir deras dari
pelupuk mata ke pipiku. Aku tak menyadarinya, giginya semakin banyak yang
tanggal. Hanya tinggal beberapa gigi yang bertengger digusinya. Giginya tlah
tanggal dimakan usia yang semakin menua. Badannya semakin mengurus, semakin
keriput. Kumisnya yang dahulu hitam kini memutih, menyamai rambutnya. Sosok
yang dahulu aku kenal sebagai sosok yang perkasa sekarang hanya tinggal cerita
belaka.
Aahh,
usia senja telah menghampirinya. Dan aku hampir tak menyadarinya. Aku hanya
sibuk dengan dunia kampus, organisasi, kegiatan sosial, kepenulisan dan
berbagai kegiatan lainnya. Tanpa kusadari, aku dibuat semakin menjauh
dengannya. Aku ingin berpaling, dan berlari kearahnya. Tuhan, sempatkan aku
membahagiakannya lagi. Lagi, lagi dan lagi sampai nanti. Biarkan aku berlari
kearahnya, walau hanya sempat tersenyum dan berkata, “Ayah bagaimana kabarmu
hari ini?”.
Echi Sianturi
2 comments