Hujan yang Mengambang ~

November 22, 2014


Percikan hujan terasa mengambang.

Terasa hanya kehampaan yang kurasakan. Suara-suara bising tak membuatku terbawa akan nuansa kota yang memabukkan. Tetap saja terasa keluh dilidahku, perasaan perih tak terelakan. Sekeping hati yang rapuh kemudian pecah menjadi kepingan-kepingan kecil. Layaknya debu, mungkin. Yang entah bagaimana harus aku temukan keberadaannya.

Bukan hanya percikan hujan yang terasa mengambang. Tak pelak kulihat, kujamah hujan yang mengambang yang dipelupuk mataku ini. Ada resah, ada sesak, ada kesal menggelayuti relung hatiku. Dan kuyakin penyebab semua itu adalah dia. Dia, makhluk yang disebut dengan lelaki. Lelaki yang diam-diam kutatap punggungnya. Lelaki yang diam-diam aku perhatikan dari kejauhan. Lelaki yang membuat hujanku terasa mengambang.

Seabsurdkah perasaan itu? Serumit itukah perasaan itu? Hingga logika terbalik, hujan terasa mengambang tanpa pernah kuketahui sebelumnya. Lelaki yang enggan kusebutkan namanya disini. Dan untuk lelaki yang mungkin kalian enggan sebutkan pula namanya. Dan untuk lelaki yang bukan hanya mendangkalkan logikaku. Bersahabatlah dengan hati ini. Barang sejenak saja, hingga tak kurasa lagi keabsurd-ran. Berdamailah dengan hatiku, hingga hujan tak terasa mengambang. Hingga hujan kembali luruh menetes kebawah. Hingga hati tak lagi bertanya tentang kamu, lelakiku.

Echi Sianturi
Untuk perempuan yang masih gamang dengan absudrnya rasa ~

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Total Pageviews

Translate