XXI Short Film Festival 2015: Ajang Bergengsi Sineas Muda Indonesia

November 08, 2014



Salam Sineas Muda Lampung!

Suatu hal yang sangat membanggakan sekaligus menggembirakan. Lampung terpilih menjadi salah satu kota yang di kunjungi XXI Short Film Festival 2015. Perkembangan Film Indie di Lampung yang semakin berkembang pesat menjadi salah satu indikator pencapaian kreativitas yang patut di berikan apresiasi yang besar.

Beberapa pekan yang lalu saya beserta dengan rekan-rekan Sineas muda lainnya mendapatkan kesempatan emas belajar lebih dalam tentang perfilman. Dan tidak tanggung-tanggung, kami mendapatkan materi langsung dari Sutradara ternama Angga Dwimas Sasongko dan juga Yandy Laurens Pemenang XXI Short Film Festival 2013.


Roadshow ini terlaksana berkat kerjasama UKM DCFC IBI Darmajaya Lampung dengan pihak XXI Short Film Festival 2015. Acara ini dikemas menarik dan santai, peserta dibuat enjoy menikmati setiap sesi dari roadshow ini. Hari pertama roadshow diisi dengan pemutaran Film Pemenang XXI Short Film Festival kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari Yandy Laurens.

Yandy Laurend memaparkan bagaimana proses kreatifnya mendapatkan sebuah ide untuk film. Film pendek "Wa An" memerlukan waktu kurang lebih enam bulan dalam mematangkan konsep yang matang. Agar tercipta suatu film pendek yang benar-benar berkualitas. Menurutnya film yang bagus tidak harus selalu mahal, dengan budget yang mahal. Film yang bagus terletak pada ide ceritanya.



Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh Sutradara Kenamaan Angga D. Sasongko. Film menarik terletak pada ide cerita dan pemilihan karakter. Film tanpa diimbangi cerita serta penokohan yang menarik, maka bisa dipastikan film hanya akan menjadi tontonan tanpa ruh. Pemaparan ini disampaikan Angga D. Sasongko sutradara film berjudul Cahaya Dari Timur pada workshop film directing. Menurutnya sebuah cerita harus memiliki nilai atau substansi yang menumbuhkan ketertarikan penonton.

“Ada banyak cerita yang bisa di buat, tapi belum tentu pantas diangkat menjadi sebuah film. Ini adalah bagian yang tersulit dimana kita harus menemukan sebuah cerita yang bisa mempresentasikan ide kita,” katanya.

Dia menambahkan dalam menampilkan ide cerita, seorang sutradara harus cerdas mencari ide yang menarik, sensasional dan tidak pasaran. Unsur cerita sendiri, kata dia, harus terdapat konflik atau permasalahan yang dihadapi tokoh utama.


“Dalam perfilman, hal ini disebut premis yakni keinginan seseorang yang sulit tercapai akibat adanya rintangan-rintangan tertentu. Premis inilah yang nantinya menjadi konflik pada film. Premis juga akan memudahkan sang sutradara dalam membuat runutan cerita termasuk menentukan endingnya” jelas Angga.

Pada kesempatan tersebut, ia juga menjabarkan metode-metode praktis cara membuat film pendek, dari mulai penulisan skenario, proses pra-produksi, shooting, sampai dengan pasca produksi. Yang tak kalah penting, kata dia, pembuat film harus menyadari bahwa film adalah hasil karya team work. Butuh profesional menangani setiap proses produksinya.


Buat rekan-rekan Sineas yang tertarik mengikuti Festival Film Indie terbesar di Indonesia ini bisa langsung klik link di bawah ini. Good Luck guys! Mari  hidupkan perfilman Indonesia dengan film yang berkualitas.

Salam Sineas!



Echi Sianturi
Komunitas Indie Movie Kotabumi
KIMK Picture

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Total Pageviews

Translate