Cie Wisuda, Kamu Dapat Apa?
January 27, 2017
Yudisium 4
Halooo, apa kabar kamu yang
sedang berkutat dengan tugas kuliah bahkan skripsi? Gimana kabar dunia
perkuliahan kamu? Yup, alhamdulillah aku akhirnya menyelesaikan perkuliahan dengan
tepat waktu. Selama kurun waktu empat tahun menjadi seorang mahasiswa tentu
banyak lika-likunya. Sebagai mahasiswa, anak kost, dan perantauan tentu moment
wisuda menjadi salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu. Seketika penat dan
lelah selama bergelut dengan si skripsi hilang sudah. Bayang-bayang masa lalu
*ciee tentang bimbingan dengan dosen, revisi yang tanpa henti, hilir-mudik
mencari referensi di perpustakaan, hingga moment menangis karena frustasi pun
menjadi moment yang ga akan terlupakan buat kita.
Hidup memang selayaknya roda yang
terus berputar yah. Kini, aku dan teman-teman seperjuangan berhasil menyandang
sebagai Sarjana Sastra. Buat aku bukan gelar sarjana yang menjadi titik berat
ketika wisuda. Namun, kebermanfatan ilmu yang harus dipertanggung jawabkan
nantinya. Seba gian besar pemikiran para fresh
graduated adalah “Aku harus mencari kerja” bukan “Aku harus menciptakan
lapangan pekerjaan”. Ada jarak yang cukup jauh diantara “mencari” dan “menciptakan”
disini. Dalam konteks pekerjaan, lebih banyak fresh graduated yang lebih memilih mental karyawan. Siklusnya
mencari lowongan pekerjaan, melamar pekerjaan, kemudian test tertulis dan
wawancara.
Foto terus, sampai memori penuh :v
Ketika wisuda ada satu pertanyaan
yang sangat menganggu pikiran, tentang kontribusi untuk daerah. Seorang teman
pernah bertanya, “kontribusi apa yang sudah kamu berikan untuk daerahmu”.
Mendengar pertanyaan tersebut, seketika saja aku mendadak diam seribu kata.
Lidah terasa keluh, dan bingung harus menjawab apa. Pertanyaan itu langsung
kena tepat di ulu hati, selama empat tahun menjadi mahasiswa apa yang sudah aku
lakukan? Seberapa besar hal yang sudah aku berikan untuk kemajuan daerah. Aku
terus berpikir akan hal itu, satu pertanyaan yang tak bisa di jawab hanya
dengan berpikir selintas.
Rekan seperjuangan euy
Empat tahun apa yang sudah aku
lakukan. Setelah wisuda apakah pikirannya hanya berkutat dengan “bagaimana
mencari pekerjaan” atau “bagaimana agar ilmu yang didapat bermanfaat dan mampu
menghasilkan pundi-pundi uang”. Secara pribadi aku lebih memilih pernyataan
yang kedua. Bekerja dan bermanfat, bukankah akan sangat menyenangkan ketika
kita bekerja dan juga dapat membantu orang lain. Terkadang aku berpikir terlalu
jauh, seorang teman mengatakan jika aku seorang pemikir yang terlalu banyak
berpikir. Seperti yang diungkapkan oleh Descartes, “Aku berpikir karena aku ada”.
Ungkapan ini aku rasa tepat untuk mewakili betapa pentingnya akal pikiran bagi
manusia.
Aku ga mau terlalu kaku menulis
kali ini. Sekedar tulisan ringan saja, dari seorang lulusan baru yang sedang
resah akan masa depannya hahaa. Sama seperti yang lain, aku masih resah dan
bingung bagaimana aku nanti kedepannya. Aku akan menjadi seperti apa, apakah
aku mampu menjadi orang yang sukses dibidangnya dan kecemasan yang lainnya.
Satu hal yang pasti aku tahu, bahwa berusaha dan berdoa merupakan kunci yang ga
boleh dilupakan. Semua orang di dunia pun aku rasa tahu dan paham akan hal
tersebut. Tinggal bagaimana mengaplikasikannya di dalam dunia nyata.
Peace! akhirnya berdamai dengan skripsi :')
Aku rindu dengan bangku
perkuliahan, belajar banyak hal bukan hanya di kampus, di mana pun aku berusaha
menimba ilmu. Seolah-olah menjadi orang yang paling bodoh di dunia, dengan
begitu aku menjadi ga lelah dan terus bersemangat. Banyak hal di dunia ini yang
belum aku ketahui, sejujurnya ilmu yang di dapat selama empat tahun baik di
bangku perkuliahan, organisasi, komunitas dan dunia pekerjaan masih jauh dari
cukup. Maka dari itu sejak setahun yang lalu, aku menyiapkan diri untuk
melanjutkan pendidikan master degree
di salah satu universitas di Perth, Australia. Aku berharap jika Alloh
mendengar dan memeluk impianku dengan erat, hingga sampai akhirnya aku mampu
beraih beasiswa dan menjejakkan kaki di tanah Perth.
Lempar toga ala-ala biar keren hahaa :v
Pesanku untuk para mahasiswa
khususnya para aktivis. Tugas utama adalah belajar, ga masalah jika kita
mengikuti berbagai kegiatan didalam maupun luar kampus. Selama empat tahun,
selain kuliah aku juga disibukkan dengan berbagai agenda dan kegiatan. Mulai
dari organisasi kampus, organiasi luar kampus, komunitas, kegiatan sosial
hingga bekerja menjadi jurnalis lepas, surveyor hingga content writer. Namun,
aku berusaha menyeimbangkan kegiatan dan membagi waktu agar tak menghambat
proses perkuliahan. Ketika menggarap skripsi, aku pun memutuskan untuk berhenti
bekerja dan juga mengurangi beberapa kegiatan. Karena bagaimana pun tanggung
jawab kita dengan orang tua untuk menyelesaikan kuliah tetap yang utama.
Bayangan wajah bahagia kedua orang tua yang senang dan bangga karena anak nya
menyelesaikan pendidikan, menjadi kado yang tak akan tergantikan. So, kuliah
yes, kegiatan juga yes. Pandai-pandailah memilah agar nanti ga menyesal karena
teman kita wisuda duluan hihii. Kalau kamu udah wisuda malah lebih leluasa
untuk melakukan sesuatu, yakin deh. The last
one, Just do your best yah. See you on the top pokoknya. :v
Echi Sianturi (katanya sih
sarjana sastra hahaa)
Januari, 2017
Yogyakarta
NB: University of Western Australia
(sooooooon). Aammin. ^^
1 comments