Profil Komunitas Perpus Keliling Lampung (PKL)

March 20, 2017

I.                   PROFIL KOMUNITAS PERPUS KELILING LAMPUNG (PKL)


A.    Sejarah Komunitas PKL

Komunitas Perpus Keliling Lampung atau akrab disapa dengan PKL merupakan komunitas yang giat membuka perpustakaan keliling secara mandiri. Pada awal berdiri komunitas ini lebih banyak menggelar buku-buku sebagai bahan bacaan dari koleksi pribadi anggotanya.
Perpus Keliling Lampung ini sendiri terbentuk dari sekumpulan anak muda Lampung dengan berbagai macam latar pendidikan namun aktif di dunia kepenulisan. Hal ini dibentuk karena ingin melakukan sesuatu untuk masyarakat sekitar, tidak hanya bisa menghasilkan karya tulis, namun juga lebih dekat dengan masyarakat dengan membuka perpustakaan keliling.
Untuk itu, PKL terbentuk pada 8 Mei 2016. Sekretariatannya sendiri ada di Lampung Tengah, ada di Jl. Duta No. 06, Kelurahan Simbarwaringin 11a, Kec. Trimurjo. Namun, untuk buka lapak baca gratis, PKL berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, dari satu komunitas satu ke komunitas lain.
PKL ini juga merupakan komunitas yang terus berupaya menjadi penghubung antar komunitas ke komunitas, komunitas ke pemerintah, dan komunitas ke masyarakat yang mau ikut membangun dunia literasi dan menggerakan budaya minat baca di Provinsi Lampung.
Saat ini PKL digerakan oleh tiga penulis asal Lampung dengan berbagai latar belakang pendidikannya, yakni Yoga Pratama asal Lampung Tengah, Ahmad Fauzan asal Bandar Lampung, dan Desi Ilham Sianturi asal Lampung Utara. Untuk keanggotaanya sendiri, terdapat anggota aktif dan hanya menjadi relawan dalam pegelaran buku-buku bacaan di setiap minggunya.
Komunitas ini tak hanya menyediakan lapak buku bacaan secara gratis. Namun, komunitas ini berkolaborasi untuk menghasilkan penulis-penulis muda asal Lampung. Dengan wadah ini diharapkan para penulis bisa ikut serta dalam giat literasi untuk menumbuhkan minat baca masyarakat.
Harapan kami semoga PKL terus menjadi wadah kolaboratif dan penghubung komunitas dengan berbagai intansi dan masyarakat dalam meningkatkan minat baca anak-anak di Lampung tanpa terkendala keberadaan fisik sebuah perpustakaan. Selain itu juga anak-anak di Provinsi Lampung bisa terus meningkatkan daya saing di bidang kepenulisan di kancah nasional maupun internasional.

Visi dan Misi

Visi
1.      Menjadi komunitas berjiwa muda yang fokus berkarya & berkontribusi pada minat baca dan tulis.

Misi
1.      Membentuk karakter masyarakat melalui kebiasaan membaca buku.
2.      Jemput bola agar masyarakat dapat mengakses perpustakaan.
3.      Membangun berbagai relasi dengan komunitas lain terkait pengembangan pendidikan dan minat tulis-baca.
4.      Menjadi penghubung antar komunitas ke komunitas, komunitas ke pemerintah, dan komunitas ke masyarakat yang terus menyuarakan dunia literasi minta tulis dan baca masyarakat Lampung.
5.      Menyalurkan bantuan pendidikan berupa fisik maupun non-fisik.
6.      Memberikan ruang diskusi kepenulisan.


B.     LATAR BELAKANG

Cita-cita PKL sebenarnya sangat sederhana, tersedianya akses tulis dan baca untuk anak-anak di Provinsi Lampung. Akses baca dan tulis itu tidak hanya terpusat di kota-kota besar, di pusat pemerintahan kota/kabupaten, tapi akses tersebut merata hingga ke pelosok daerah, baik pegunungan maupun kepulauan, dari daerah yang memiliki jalan bagus, maupun daerah yang tak tersentuh pembangunan karena akses jalan yang rusak.
Permasalahan kenapa minat baca di Indonesia itu rendah, bukan karena tidak tersediannya buku, bukan karena faktor anggaran dari pemerintahan yang minim. Namun, karena sedikitnya orang yang tergerak untuk membangun dunia literasi, dari menulis dan membaca. Hal ini juga karena pusat peredaran buku hanya berkutat pada pusat kota/kabupaten, tak ada pemerataan. Maka hal ini yang menjadi faktor lingkungan tidak mendukung anak-anak di pelosok derah untuk bisa akses baca buku dengan mudah.
Padahal, jikalau kebiasaan membaca menjadi kebiasaan hidup, maka dengan sendirinya kebiasaan membaca tersebut akan memudahkan masyarakat untuk menulis. Hubungan antara membaca dengan menulis sangat ketat, meski tidak seketat antara mendengar dengan berbicara. Untuk dapat menulis, kita harus membaca. Membaca adalah sarana utama menuju keterampilan menulis. Untuk itu, PKL hadir membangun wadah komunitas kolaboratif yang siap bekerjasama dengan komunitas, pemerintah, maupun intansi swastaa, dan masyarakat secara pribadi dalam membangun daerah dengan dunia literasinya.
Kami para penggerak PKL percaya, bahwa Indonesia masih punya kesempatan, anak-anak mudanya masih punya banyak karya, dan dunia baca tak akan hilang, dan bisa lebih ditingkatkan, maka Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi. Salah satunya dengan membangun budaya membaca.
PKL sendiri saat ini sedang berupaya untuk dapat mendirikan perpustakaan rumahan dan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, yakni dengan karya-karya rumah tangga dan hasil olahan masayarakat setempat, dari kebiasaan membaca bisa menjadikan masyarakat setempat menghasilkan sebuah produk dan bisa meningkatkan taraf hidup keluarganya. Maka PKL terus meningkatkan kualitas dan kuantitas buku untuk dibaca gratis masyarakat
 
C.    JENIS KEGIATAN
Selama ini PKL sudah membangun kerjasama dengan Komunitas Jendela Lampung, CEO, Taman Baca Masyarakat (TBM) Kampung Merdeka, Kelurahan Kuripan, Bandar Lampung, Malam Puisi Bandar Lampung, Rumah Literasi Pak Mul (Lampung Tengah), dan berbagai komunitas lainnya untuk bisa mendapatkan akses buku yang layak untuk bahan bacaan.
Sementara, kegiatan rutin dari PKL sendiri adalah berkeliling memberikan bacaan gratis dan layak bagi masyarakat. (Lihat Gambar).

Informasi Lebih Lanjut Tentang Perpus Keliling Lampung
Instagram: PerpusKelilingLampung
CP/WA           : 0852 6879 0024 (Yoga Pratama)



You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Total Pageviews

Translate