Yuk, Kenali Gejala dan Cara Penularan Hepatitis
July 31, 2017
World Hepatitis Day by WHO
Siapa yang tidak ingin hidup sehat?
Hampir sebagian orang pasti akan mengatakan bahwa mereka
ingin sehat sepanjang hidup mereka, tanpa terkena penyakit yang mengerikan.
Namun, terkadang ekspetasi memang tak selalu sejalan dengan realita. Terserang penyakit
seperti HIV/AIDS, Diabetes, Jantung Koroner, Stoke, Hepatitis, menjadi momok
yang menakutkan. Bukan berarti kita tak mampu menangkalnya sejak dini, menjaga
kesehatan dengan pola makan yang teratur, olahraga, istirahat yang cukup dan
juga konsultasi dengan dokter setidaknya dapat meminimalisir kemungkinan
terburuk. Berbicara mengenai penyakit yang berbahaya, Hepatitis merupakan masalah
kesehatan masyarakat di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Indonesia
merupakan negara dengan pengidap Hepatitis B Nomor 2 terbesar sesudah Myanmar
diantara negara-negara anggota WHO SEAR (South
East Asian Region). Diperkirakan 23 juta penduduk Indonesia pernah
terinfeksi virus Hepatitis B (menunjukkan 1 diantara 10 penduduk telah
terinfeksi), sedangkan pengidap Hepatitis C diperkirakan 5 juta orang. Sebenarnya
apa itu penyakit Hepatitis?
Apa sebenarnya Hepatitis itu?
Hepatitis adalah proses peradangan sel-sel hati yang
disebabkan oleh berbagai sebab antara lain bakteri, virus, proses auoroimun,
obat-obatan, perlemakan, alkohol, dan zat berbahaya lainnya. Masyarakat mengenalnya
dengan sebutan penyakit liver, penyakit hati, dan penyakit kuning. Penyebab infeksi
(Bakteri, virus, dan parasit) merupakan penyebab terbanyak, diantara penyebab
infeksi tersebut, infeksi karena virus Hepatitis A, B, C, D atau E merupakan
penyebab tertinggi, walaupun Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus
lainnya seperti mononucleosis infeksiosa,
demam kuning, atau sitomegalovirus.
Sedangkan penyebab Hepatitis non virus terutama disebabkan oleh alkohol dan
obat-obatan.
1. Hepatitis
A
- Demam, rasa
lemas/lesu, nafsu
makan berkurang/tidak ada nafsu makan, mual,
muntah, nyeri
pada perut bagian kanan atas, Air
kencing berwarna teh, Ikterus,
warna kekuningan yang bisa terlihat pada mata dan kulit. Makin
muda usia anak gejala yang muncul umunya tidak khas atau kadang tidak memberikan gejala
Tidak ada pengobatan khusus untuk Hepatitis A, pengobatan
hanya bersifat simptomatis dan menjaga keseimbangan nutrisi. Sebelum terkena
penyakit Hepatitis ada baiknya kita mulai melakukan langkah pencegahan dengan
memberikan imunisasi Hepatitis A. Kemudian makanan dan minuman yang dikonsumsi
sehari-hari bebas dari pencemaran virus Hepatitis A. Antara lain dengan memasak
sampai mendidih dengan air bersih sebelum dimakan. Langkah pencegahan yang
terakhir adalah Budayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mencuci
tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum menyiapkan makanan, sebelum
makan, setelah buang air besar, setelah mengganti popok bayi, dan buang air
besar di jamban yang sesuai memenuhi syarat kesehatan.
Penderita
Hepatitis B biasanya tanpa gejala atau hanya gejala ringan berupa, cepat lelah,
demam, mual, nyeri perut, nafsu makan berkurang. Sebagian besar orang tidak mengetahui telah tertular
virus Hepatitis B oleh karena itu Hepatitis B sering terlambat diketahui. Karena
meningkatnya angkat pengidap Hepatitis B setiap tahunnya, kita perlu melakukan
beberapa pencegahan penyakit ini. Antara lain Imunisasi aktif HB 0 diberikan
segera setelah bayi lahir (kurang dari 12 jam) lanjutkan 3 dosis pada usia 2,3
dan 4 bulan (sesuai dengan program imunisasi nasional). Langkah pencegahan
kedua dengan imunisasi pasif (Imunoglobulin),
dan terakhir imunisasi pada remaja dan dewasa dilakukan setelah tes
laboratorium.
Hepatitis C belum bisa dicegah dengan vaksinasi. Tetapi ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko penularan, misalnya berhenti atau tidak menggunakan obat-obatan terlarang. Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi yang berpotensi terkontaminasi darah (seperti gunting kuku dan sikat gigi) juga bisa dilakukan sebagai pencegahan.
Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit yang menyerang hati
disebabkan oleh Virus Hepatitis B,
bersifat akut dan kronik serta dapat mengakibatkan sirosis (pengerasan hati) dan kanker hati. Penularan penyakit ini melalui darah dan cairan tubuh penderita seperti
sperma, air liur, cairan otak. Setiap orang bisa tertular penyakit
Hepatitis B, tetapi beberapa kelompok lebih beresiko tinggi terkena Hepatitis
B. Diantaranya adalah bayi dan ibu penderita Hepatitis B, bekerja dengan darah
dan produk darah (kecelakaan jarum suntik), pengguna jarum suntik tidak steril
atau bergantian, pasangan homosex, sering berganti-ganti pasangan. Pengguna
tatto, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah, menicure/pedicure tidak
steril dan yang terakhir pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita.
Penularan Hepatitis B (source: fotolia.com)
Hepatitis C
Hepatitis C adalah salah satu penyakit yang dapat menyerang hati. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat memicu infeksi dan inflamasi pada hati. Virus Hepatitis C biasanya terdeteksi dalam darah dengan PCR dalam waktu 1-3 minggu setelah infeksi, dan antibod terhadap virus umumnya terdeteksi dalam 314 minggu. Kebanyakan pasien mengembangkan hepatitis C kronis.
Hepatitis C adalah salah satu penyakit yang dapat menyerang hati. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat memicu infeksi dan inflamasi pada hati. Virus Hepatitis C biasanya terdeteksi dalam darah dengan PCR dalam waktu 1-3 minggu setelah infeksi, dan antibod terhadap virus umumnya terdeteksi dalam 314 minggu. Kebanyakan pasien mengembangkan hepatitis C kronis.
Apakah anda tertular Hepatitis C? Segera periksa ke dokter!
Cara
penularan hepatitis C yang paling umum terjadi adalah melalui jarum suntik,
misalnya pengguna obat-obatan terlarang yang berbagi jarum suntik atau
menjalani proses pembuatan tato di tempat yang tidak memiliki peralatan steril. Di samping itu, saling meminjamkan
barang pribadi seperti gunting kuku dan sikat gigi serta hubungan seks bebas
juga dapat mempertinggi risiko seseorang untuk tertular penyakit ini. Meski
demikian, virus hepatitis C tidak akan menular melalui air susu ibu, makanan,
minuman, maupun bersentuhan seperti bersalaman atau berpelukan.
Hepatitis C belum bisa dicegah dengan vaksinasi. Tetapi ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko penularan, misalnya berhenti atau tidak menggunakan obat-obatan terlarang. Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi yang berpotensi terkontaminasi darah (seperti gunting kuku dan sikat gigi) juga bisa dilakukan sebagai pencegahan.
Referensi:
Buku Saku Hepatitis Kementerian Kesehatan RI 2015
1 comments