Serunya Netizen Lampung Ngobrol Bareng MPR RI
November 26, 2017
Tapis Blogger with Mr. Zulkifli Hasan
Apa yang terlintas dibenak teman-teman jika saya menanyakan tentang Empat Pilar MPR RI? Mungkin saja sebagian besar masyarakat kita akan mengerutkan dahi, dan malah justru akan melontarkan kembali pertanyaan yang sudah ditanyakan tadi, "Memangnya apa saja Empat Pilar MPR RI itu?". Kita sebagai rakyat Indonesia yang berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD, rasanya wajib mengetahui hal-hal yang terkadang dianggap terlalu berat untuk kita yang hanya kalangan rakyat biasa, bukan politikus, apalagi pejabat pemerintahan. Ketidaktahuan itulah saya rasa yang akhirnya mendasari MPR RI melaksanakan sosialisali Empat Pilar MPR RI dibeberapa tempat, diantaranya d Kota Bandung, Denpasar dan tentu saja Bandarlampung.
Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan untuk hadir bersama dengan 59 netizen lain yang memiliki latar belakang yang berbeda. Mulai dari mahasiswa, jurnalis, akademisi, dan lainnya. Satu hal yang merupakan kesamaan antara satu dengan yang lainnya, yakni kami merupakan para blogger Lampung, kami para netizen Lampung. Acara keren tersebut dilaksanakan disalah satu ruangan Swiss Belhotel Bandarlampung. Sebelum acara dimulai kami beramah-tamah dahulu, kemudian shalat dilanjutkan dengan ibadah shalat maghrib dan makan malam.
Welcome Netizen Lampung!
Salah satu target dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini adalah untuk mengampanyekan Empat Pilar MPR RI melalui media sosial. Seperti yang teman-teman ketahui jika generasi zaman now sudah sangat akrab sekali dengan sosial media. Mulai dari Facebook yang merajai sosial media beberapa tahun terakhir ini, meskipun kepamorannya tergeser dengan hadirnya berbagai macam media sosial lain. Contoh saja Instagram, Twitter dan lainnya. Peran netizen sangatlah besar dalam mengupayakan sosialisasi kepada masyarakat luas, peran teknologi juga tak dapat kita pungkiri sebagai penanda kemajuan peradaban generasi zaman now. Sebelum
lebih jauh membahas mengenai Empat Pilar MPR RI, teman-teman harus tahu
terlebih dahulu dasarnya sebelum kita 'berenang' lebih jauh yah.
Empat Pilar MPR RI:
1. Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara
2. UUD NKRI 1945 sebagai Konstitusi Negara
3. NKRI sebagai Bentuk Negara
4. Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara
Bagaimana? sekarang teman-teman sudah tahu bukan Empat Pilar MPR RI. Mungkin saja teman-teman teringat dengan pelajaran PKN sewaktu duduk di bangku sekolah dulu.Pilar adalah pondasi. Jadi untuk membangun sebuah pondasi yang kokok tentu saja MPR RI wajib memiliki komponen untuk menyempurnakan pondasi tersebut. Kita, rakyat Indonesia dapat diibaratkan sebagai penghuni yang tinggal dalam naungan pondasi itu. Nah, sebagai penghuni yang baik dan taat, kita pun seyogyanya mengetahui seluk-beluk dan juga mengamalkannya dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Bagaimana? sekarang teman-teman sudah tahu bukan Empat Pilar MPR RI. Mungkin saja teman-teman teringat dengan pelajaran PKN sewaktu duduk di bangku sekolah dulu.Pilar adalah pondasi. Jadi untuk membangun sebuah pondasi yang kokok tentu saja MPR RI wajib memiliki komponen untuk menyempurnakan pondasi tersebut. Kita, rakyat Indonesia dapat diibaratkan sebagai penghuni yang tinggal dalam naungan pondasi itu. Nah, sebagai penghuni yang baik dan taat, kita pun seyogyanya mengetahui seluk-beluk dan juga mengamalkannya dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Venue at Swiss Belhotel "Sosialisasi Empat Pilar MPR RI"
Acara dibuka oleh beberapa sambutan dari para petinggi MPR RI, seperti Ibu Siti Fauziah selaku Sekjen MPR RI. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pak Zulkifli Hasan selaku ketua MPR RI saat ini hadir ditengah-ditengah para netizen. Beliau dengan semangat memberikan wejangan yang sangat bernutrisi untuk kami. Sembari mendengarkan beliau tentu saja kami melakukan live report selama acara berlangsung. Lagi-lagi dengan satu genggaman saja, informasi mengenai Empat Pilar MPR RI sudah meluas, jangkauan yang tak terbatas dapat diakses oleh para pengguna jejaring sosial.
Mr. Zulkifli Hasan give his speech to netizen Lampung
Pak Zulkifli Hasan dalam materinya menyampaikan beberapa hal penting khususnya bagi generasi zaman now, anak kemarin sore yang terkadang kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Generasi yang mudah dijajah baik dari segi budaya, pola hidup. Bahkan yang lebih parahnya lagi generasi zaman now tak paham dengan dasar negara. Implementasi sila-sila Pancasila hal yang terkadang kita lupakan, kita mungkin saja dapat mengingat kelima sila Pancasila namun belum tentu dapat kita implementasikan dalam kehidupan nyata. Berita hoax menambah bumbu ditengah-tengah masyarakat, masyarakat yang tak pintar menyaring informasi dapat dengan mudah termakan bujuk rayu mereka yang tak menghormati Pancasila sebagai dasar negara.
Implementasi Sila-sila Pancasila
Sila 2 : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila 3 : Persatuan Indonesia
Sila 4 : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Sila 5 : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila
1
: Ketuhanan Yang Maha Esa
Berhenti menyakiti
mulailah saling menghargai.
Berhenti saling
merendahkan, mulailah menghormati perbedaan.
Berhenti Takabbur,
mulailah bersyukur.
Sila 2 : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Stop marah-marah,
mulailah bersikap ramah.
Berhenti memaki,
mulailah memakai hati.
Berhenti curiga,
mulailah menyapa.
Sila 3 : Persatuan Indonesia
Berhenti berseteru, mulailah
bersatu.
Berhenti memaksakan,
mulailah berkorban.
Berhenti mencari
perbedaan, mulailah bergandeng tangan.
Sila 4 : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Berhenti silang
pendapat, mulailah mencari mufakat.
Berhenti besar kepala,
mulailah berlapang dada.
Berhentilah bersilat
lidah, mulailah bermusyawarah.
Sila 5 : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Berhenti malas,
mulailah bekerja keras.
Stop diskriminasi,
mulailah toleransi.
Berhenti menang
sendiri, mulailah berbagi.
Short video when Mr.Zulkifli Hasan speak up in front of all netizen Lampung
Intermezo
Teman-teman ada sebuah puisi yang menggambarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Puisi yang saya peroleh ketika mengikuti sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Silahkan dibaca dan didengarkan puisi berjudul "Manifesto", semoga menambah rasa cinta kita terhadap tanah air Indonesia.
MANIFESTO
Masih Indonesiakah kita
Setelah sekian banyak jatuh
bangun
Setelah sekian banyak tertimpa
dan tertempa
Setelah sekian banyak terbentur
dan terbentuk
Masihkah kita meletakkan harapan
di atas kekecewaan
Persatuan di atas perselisihan
Musyawarah diatas amarah
Kejujuran di atas kepentingan
Ataukah ke-Indonesia-an kita
telah pudar
Dan hanya tinggal slogan dan
gambar?
Tidak!
Karena mulai kini nilai-nilai itu
kita lahirkan kembali
Kita bunyikan dan kita bumikan
Menjadi jiwa dan raga setiap
manusia Indonesia
Dari Sabang sampai Marauke
Kita akan melihat lebih banyak
lagi
Senyum ramah dan tegur sapa
Gotong royong dan tolong-menolong
Kesantunan bukan anjuran tapi
kebiasaan
Kepedulian menjadi dorongan
Dari terbit hingga terbenamnya
matahari
Kita melihat orang-orang berpeluh
tanpa mengeluh
Berkeringat karena semangat
Kerja keras menjadi ibadah
Ketaatan menjadi kesadaran
Kejujuran menjadi bagian harga
diri dan kehormatan
Wajah mereka adalah wajah Indonesia
yang sebenarnya
Tangan mereka adalah tangan
Indonesia yang sejati
Keluhuran budi mereka adalah
keluhuran Indonesia yang sesungguhnya
Hari ini kita gemakan, Ini Baru
Indonesia!
Ada beberapa masalah krusial yang ada di Indonesia. Menurut pak Zulkifli Hasan masalah tersebut adalah kemiskinan, kesenjangan sosial, korupsi dan distrust. Hal yang mustahil negara tanpa masalah, masalah yang ada di Indonesia adalah pekerjaan rumah kita bersama untuk mencari solusinya. Bukan hanya mengumpat pemerintah, namun mulai menyalakan lilin-lilin kecil untuk menerangi. Masalah kemiskinan bukan hal yang baru lagi, sudah menjadi masalah turun-temurun dari beberapa generasi. Rasanya memutuskan rantai kemiskinan pemerintah dan segenap masyarakat harus bekerja ekstra.
Kesenjangan sosial antara di kaya dan si miskin layaknya seperti di sinema televisi. Ketika kalangan atas semakin banyak menumpuk harta mereka, kalangan bawah hanya mampu menyaksikan gemerlap kehidupan kalangan kelas atas yang menjurus keperilaku hedonisme. Kesenjangan sosial tak dapat diselesaikan dalam kurun waktu satu dua tahun. Kelas sosial sudah menjadi budaya yang mendarah daging, mengejar status sosial demi dipandang tinggi oleh orang lain menjadi hal yang lumrah bagi sebagian masyarakat. Kesenjangan sosial memicu rasa iri hati dan rasa tidak percaya diri terhadap mereka yang putus asa dengan status sosial yang menjadi penanda tinggi atau rendahnya seseorang.
Selain kesenjangan sosial, korupsi pun mengikuti untuk mengerogoti bangsa ini. Para pejabat pemerintahan yang diharapkan mampu menjadi penyambung asprasi masyarakat disalah gunakan demi memperkaya diri sendiri. Koruptor semakin bertambah laya korknya jamur dimusim hujan. Tidak sedikit uang negara yang diambil tanpa permisi, dan masuk kedalam rekening. Ketika rekening para pelaku korupsi menggembung, hal itu berbanding terbalik dengan kondisi masyarakat kita yang hidup serba pas-pasan bahkan kekurangan. Indonesia menjadi negara yang paling korup di dunia, ini bukan prestasi yang dapat kita banggakan kepada dunia internasional. Korupsi harus dilawan dan dipangkas hingga keakarnya hingga tuntas.
Dipenghujung materinya pak Zulkifli Hasan memberikan pesan kepada generasi zaman now, pak Zulkifki berpesan agar generasi zaman now tidak kehilangan identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Tidak melupakan budaya asli mereka dan malah mengikuti trend budaya luar secara berlebihan. Jika bukan generasi zaman now yang melestarikan budaya Indonesia, siapa lagi yang akan melakukannya. Selain itu, pak Zulkifli Hasan juga meminta agar generasi zaman now menguasai ilmu, dan cekatan agar tidak terjajah oleh bangsa lain. Menjadi raja di negeri sendiri, karena menguasai ilmu sama saja dengan menguasai dunia. Ketika kita menguasai ilmu kita dapat berjalan tegak dengan percaya diri akan kemampuan diri sendiri.
Echi Sianturi
Lampung, 2017.
*Dokumentasi dan video didapat dari berbagai sumber.
*Dokumentasi dan video didapat dari berbagai sumber.
0 comments