Berdamailah, takdir

September 17, 2022


Sejak kapan aku tahu jika terkadang takdir sebercanda ini? Atau mungkin diriku yang terlalu dalam menyelam hingga tak mampu melihat kilatan cahaya di permukaan? 

Semesta memang tak dapat ditebak, seperti jalan pikiranmu yang bak benang kusut. Seringkali membuat banyak asumsi yang berseliweran di kepala, tanpa ada satu pun yang dapat divalidasi. Semenjak hal-hal diluar nalar menghampiri hari itu, kenangan demi kenangan yang tersimpan rapi di sudut entah mana menyeruak kepermukaan dengan gembira.

Ahh, aku ternyata tak jatuh sendiri selama ini! 

Kabar gembira untuk diri yang mencintai dalam diam yang berkarat. Hingga menuliskan beratus halaman buku untuk cerita yang pasang surut. Meski pada akhirnya tak sesuai dengan jalan cerita yang ingin aku karang sendiri, berakhir dengan happy ending. 

Kita selalu mendengar kabar dari manusia lain, jika manusia akan datang dan pergi. Datang dengan porsinya masing-masing, dan pergi jika telah selesai. Kau adalah manusia favorit yang datang untuk singgah. Mendengarkan segala macam keluhan kekanakan yang mungkin bosan kau dengarkan. Menemani dengan senyum dan candaan yang acapkali membuat kesal. Namun, waktu yang telah diberikan kepada kita menjadikan banyak proses hidup yang tak kita sangka sebelumnya.

Terimakasih manusia favorit!

Semesta tak mengizinkan kita untuk berlayar di kapal yang sama. Tak apa, selagi kita masih berada di lautan yang sama. Suatu hari kita masih dapat berpapasan, bertegur sapa dan menceritakan betapa bahagiannya kita selama ini. ☺☺

Dari aku yang tengah belajar untuk berdamai kembali 💓

---

Jakarta, 17 September 2022.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Total Pageviews

Translate