Rumah Kata Echi Sianturi

Ku tengok ia, ternyata ia tak benar-benar menonton televisi. Ia menonton sembari menyusun kartu gaple. Astaga. Bagaimana bisa anak seusianya leluasa memainkan kartu-kartu itu.

"mamas, temenin aku main yah", pintanya

"iya, tapi mamas makan dulu", jawab saya "dimana ibumu?"

"ibuku bekerja dan sore baru pulang" jawabnya dengan tetap melongos ke arah kartu berwarna merah-putih itu.

"lalu, bapakmu?" tanya saya

"bapak sudah mati"

(Kuntilanak Merindu Bapak - Ahmad Fauzan)

Geliat kepenulisan di kalangan anak muda kota Bandar Lampung semakin gencar. Hal tersebut dapat dilihat dari mulai tumbuhnya 'tunas-tunas muda' yang berbakat. Ahmad Fauzan, mahasiswa S2 hukum di salah satu kampus di Bandar Lampung ini merupakan salah satu dari sekian banyak penulis berbakat Lampung yang ikut meramaikan khazanah sastra.

Lelaki yang akrab disapa Ozan ini membuktikan jika siapapun dapat melahirkan sebuah karya, tanpa memandang basic pendidikan. Ozan yang juga tergabung dalam Komunitas Malam Puisi Bandar Lampung ini telah berhasil melahirkan sebuah buku kumpulan cerita berjudul "Percakapan tentang Perasaan". Buku yang diterbitkan oleh Aura Publishing ini terdapat 20 cerita pendek dengan tema yang bervariatif.

Teman-teman yang berminat membaca kumpulan cerita penulis muda Lampung ini dapat langsung menghubungi langsung penulis Ahmad Fauzan 0899-6444-357. Kalian hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp.35.000 untuk dapat membaca cerita-cerita menarik dari 'penulis hijau' Lampung ini.

Yuuk berikan apresiasi kepada penulis dengan cara membeli karyanya bukan meminjam bahkan meminta :)

Salam sastra!

 

Echi Sianturi

Bandar Lampung, 25 April 2016

 

Apa kabar para pejuang kehidupan?

Apakah kalian masih tegar mengejar dunia?

Ketika lelah melanda dan ingin menyerah pada dunia. Hal apa lagi yang harus diperjuangkan, kaki sudah gontai melangkah dan pikiran sudah tak tentu arahnya. Kamu lelah? kemarilah, berbincang denganku. Aku juga tengah lelah mengejar dunia yang tak ada habisnya. Semakin aku mengejar dunia, semakin tak mendapatkan apa-apa. 

Pernahkah kamu membaca perjalanan Santiago dalam  kisah "The Alchemist" milik Paulo Coelho? Mungkin benar adanya, terlalu sibuk mengejar dunia yang tak habis. Apa harus seperti Santiago, melakukan penggembaraan untuk menemukan 'kebenaran' dalam 'kebenaran'?. Akh, tidak harus kawan. Dirimu tak perlu jauh-jauh pergi ke Mesir untuk menemukan kebenaran dalam hidup.

Ada istilah 'hakikat' dalam tasawuf. Itu seperti pengetahuan 'kebenaran' sebagai 'kebenaran itu sendiri'. Mengejar dunia, bagaimana kebenarannya? Jangan tanyakan padaku, karena aku pun dilanda kegundahan akan dunia. Aku tak ingin tamak, kau pun begitu. Jangan ada sekat bagi sisi hitam untuk menguasai dirimu.

Aku juga tengah lelah,

Kemarilah, mendekat kepadaku. Kita berbincang tentang kebenaran akan dunia, mencari 'pembenaran' dalam 'kebenaran'. Hingga tak kau rasakan resah lagi yang menghimpit dadamu, tak lagi membuat tidur malam-mu terganggu. Kebenaran seperti apa, misteri yang harus kita ungkap bersama.

Aku lelah,

Aku merinduNya,

Mari bersama meringankan beban dunia menuju 'kebenaran hakiki'.

@echisianturi

Dini hari bersama skripsi.