Selamat malam dunia…
Aku tahu jika
kau akhir-akhir ini semakin bersahabat, semakin kelabu mendekati kelam. Aku
memang tak memiliki hak untuk mengatakan hal ini sebenarnya. Mengapa kau begitu
kejam dengan kami? Atau kah sebaliknya kami yang begitu kejam memperlakukanmu?
Kau tahu dunia,
manusia semakin tak mampu memanusiakan manusia saat ini. Aku memang bukan
seorang yang sangat religius, namun aku paham bahwa tak ada satu pun ajaran
yang membenarkan untuk menistakan manusia. Siapa yang tahan melihat orang-orang
yang tak bersalah dibantai tanpa rasa bersalah. Kau tahu dunia, orang yang
percaya dengan Tuhan tak akan melakukan hal-hal yang berujung kepada
pertumpahan darah. Bukankah Tuhan menyukai keharmonisan. Aah, iya benar aku
tahu apa tentangmu dunia. Sekali lagi aku memang bukan orang yang sangat religius.
Aku hanya dapat
mengelus dada serta menghela nafas ketika kudapati orang-orang seakan menutup
mata. Ada saudara-saudara nun jauh disana menangis ketakutan, kelaparan,
dinistakan, diusir dari negaranya sendiri. Mereka, orang-orang yang mengakui
dirinya manusia. Iya benar, mereka mengakui dirinya sebagai manusia. Namun
lihatnya apa yang telah mereka lakukan sama sekali tak mencerminkan tingkah
laku sebagai seorang manusia. Dimana hati nuraninya?
Aku bertanya-tanya
apakah sebegitu kuat rasa dendam atau apapun alasan yang melandasi mereka untuk
membantai orang-orang yang tak bersalah. Apakah mereka bersalah karena memeluk
agama yang mereka yakini? Jika membantai menjadi jalan keluar yang terbaik,
maka betapa banyak manusia di dunia ini yang harus membunuh satu sama lainnya
hanya karena sebuah perbedaan.
Dunia, maafkan
kami yang telah membuat onar dengan menciptakan kericuhan yang menggangu
ketenanganmu. Sejujurnya aku pun tak nyaman dengan keadaan ini. Apalah arti
sebuah keadilan saat ini? Semua dijadikan kabur, tak jelas mana batasan
keadilan yang hakiki. Banyak nyawa melayang namun mereka tetap bungkam. Sikap
apatis, tak mau tahu, tak mau ambil pusing. Rasa kemanusiaan lenyap sudah,
dunia kau pasti sudah tahu bahwa hal ini memang akan terjadi bukan?
Tubuh-tubuh
kering kerontang, mata yang berkaca-kaca, mulut yang tak henti berkomat-kamit
membaca doa memohon sebuah perlindungan dan keadilan. Aku tak tahan, mereka
yang menyebut dirinya sebagai sesama muslim diam membisu, mematung diri.
Sungguh, apakah persaudaraan itu hanya sebatas di mulut belaka?
@echisianturi
Bandarlampung,
24 Mey 2015
#SaveRohingya #SaveMuslims #Justice #Peace