“Berhenti
mengusiknya, kau harus sadar dengan posisimu sekarang”, kalimat itu keluar
dengan lantang dari mulut seorang lelaki muda berusia 24 tahun. Matanya memandang
dalam seolah ingin menelanjangi semua inci pikiran wanita muda berperawakan
mungil di depannya itu.
“Pernikahan
tidak sebecanda itu, dik”, ungkapnya tertahan masih memandangi wanita yang
berusaha menahan isak tangisnya.
“Kau
tidak akan pernah paham dengan perasaanku!”, wanita mungil itu dengan susah
payah menjawab pernyataan demi pernyataan keras yang dia terima. Matanya hanya
mampu memandangi lantai, airmatanya menetes membasahi marmer biru laut
tersebut.
“Dan
hal yang harus kau ketahui, aku tidak pernah sama sekali mengusiknya. Dia yang
mengirimkan ku pesan singkat dengan membawa-bawa nama ‘sirius’. Aku lelah, aku
sudah berusaha berlari sejauh mungkin dari hidupnya”. Tangisnya pecah, malam
tak lagi sunyi. Tatanan bintang-bintang tak seindah seperti malam kemarin. Seolah
kesenduan merasuki jiwa-jiwa bintang, kecuali Sirius. Bintang paling terang
yang akan selalu wanita mungil itu ingat.
“Lupakan
semua omong tentang ‘sirius’, tak ada gunanya lagi kau sekarang mengingatnya. Hidupmu
harus tetap berjalan, jangan jadi seorang manusia lemah”, ungkap sang lelaki. Kakinya
berjalan mendekati jendela yang terbuka, tirai bergoyang terkena angin malam
yang dinginnya menusuk.
“Dapatkan
aku menukar masa lalu?”, tanya wanita lesu.
“Jika
hal itu dapat dilakukan, maka untuk apa Tuhan menciptakan waktu yang berputar
maju, dik.”, ujar lelaki. “Mengumpat masa lalu hanya akan menjadikanmu pribadi
yang menyedihkan”, sambung lelaki. Kedua tangannya terbentang seolah akan
terbang melenggang bebas di angkasa.
“Kemarilah,
bebaskan masa lalumu. Biarkan kau merajut kisah baru bahagia. Kisah yang tak
membuat dadamu sesak karena kecewa dan dipenuhi oleh tangis”.
Wanita
itu tetap terdiam, mengigit bibirnya pelan. Tangannya mengusap bekas air mata
yang tumpah dipipinya yang tirus, sembari mantap berkata. “Ajarkan aku
bagaimana caranya untuk kembali bahagia”.
@echisianturi
Terus dan tetaplah berbahagia.
HuJanuari
adalah novel yang memiliki tujuan hidup yang baru. Tujuan hidup itu
kerap datang di akhir tahun untuk awal tahun yang baru, termasuk tentang
cinta dan masa lalu yang membuat tujuan hidup yang baru gagal terwujud. HuJanuari
merupakan novel kemantapan hati, solusi, dan kepastian untuk terus
mewujudkan hidup yang baru, dan mampu meminggirkan masa lalu perasaan
untuk mengoreksi agar kedepan lebih baik.
HuJanuari membuat pemebenaran bagi pembaca. HuJanuari juga menjadi cerita yang mudah dicerna. Karena semua mengalami kisah yang ada di dalam cerita. "Tuhan Tidak Merestui Mereka Di Masa Lalu. Tetapi, Tuhan Akan Merestui Dia Di Masa Depan"
Yuk di buru novelnya, teman-teman bisa membeli novel novelis muda Lampung ini di toko buku Fajar Agung Bandar Lampung dengan harga Rp.50.000 :)
Salam penulis
@Yoga_Pratama_Goy
#HuJanuari
#CatatanBersamaHujan
#HujanDiJanuari
#dilarangputarbalik
#masalalusudahberlalu
#novel
#ceritacinta
#memantaskandiri
#karya
#penulis
#puisi
#cinta
HuJanuari membuat pemebenaran bagi pembaca. HuJanuari juga menjadi cerita yang mudah dicerna. Karena semua mengalami kisah yang ada di dalam cerita. "Tuhan Tidak Merestui Mereka Di Masa Lalu. Tetapi, Tuhan Akan Merestui Dia Di Masa Depan"
Yuk di buru novelnya, teman-teman bisa membeli novel novelis muda Lampung ini di toko buku Fajar Agung Bandar Lampung dengan harga Rp.50.000 :)
Salam penulis
@Yoga_Pratama_Goy
#HuJanuari
#CatatanBersamaHujan
#HujanDiJanuari
#dilarangputarbalik
#masalalusudahberlalu
#novel
#ceritacinta
#memantaskandiri
#karya
#penulis
#puisi
#cinta
"Terkadang aku ingin lekas tua, karena semakin tua daya ingatku akan semakin menurun. Dan melupakanmu tak sesulit seperti saat ini." - Echi Sianturi
Model : Echi Sianturi
Photographer : Yoga Pratama
Camera Model : Nikon D3100
Location : Pulau Pasaran
Holaaaa adik-adik!
Selamat Hari Pendidikan Nasional yah! Semoga kalian mendapatkan pendidikan yang layak. Tiga kata saja "Sekolah, sekolah dan sekolah". Karena mendidik bukan hanya tugas seorang guru, tapi kita semua sebagai manusia terdidik yang lebih beruntung dapat mengeyam bangku pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
Seperti yang tertuang dalam pembukaan undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan bangsa melalui pendidikan yang mumpuni. Namun, bukan berarti masalah pendidikan, seperti tingginya angka anak-anak putus sekolah, anak-anak yang buta aksara menjadi pekerjaan rumah pemerintah saja. Itu masalah kita bersama! Sudah saatnya kita bergerak bersama, mengisi slot-slot pendidikan yang belum terjamah oleh pemerintah.
Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen)
- Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
- Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”
Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003
Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ dan SQ.
Itulah beberapa tujuan pendidikan. Pertanyaan mengapa pendidikan itu sangat penting sudah terjawab bukan? Masih mau malas-malas menimba ilmu? Masih segan untuk berbagi ilmu dengan sesama? Terutama untuk adik-adik kita yang kurang beruntung? Yuuk, bergegas membangun pendidikan di Indonesia bersama. Katanya cinta Indonesia, tapi berbagi ilmu aja pelit :v
Mohon maaf jika hingga saat ini belum mampu memberikan kontribusi yang besar buat bangsa ini :')) - @echisianturi