Reportase Gerakan Membangun Bumi Lampung (GEMILANG) 2014
June 14, 2014
I dare to care!
Mentari membara, bersiap menyambut pemuda Lampung yang
kritis dan peduli. Sabtu, 14 Juni 2014 mungkin merupakan hari yang ditunggu
bagi pemuda-pemuda Lampung yang memiliki kepedulian akan kondisi, isu-isu yang
merebak di Tanah Ruwa Jurai tercinta ini. Baik mengenai isu-isu lingkungan dan
pendidikan. Acara yang diprakarsai oleh Parlemen Muda Indonesia ini
diselenggarakan di Wisma Universitas Lampung, pukul 09:00 Wib s.d selesai.
Acara dipandu dengan MC kondang, kak Tri Sujarwo yang
juga merupakan Ketua Forum Lingkar Pena Lampung dan didampingi oleh mba Inayah.
Acara pertama diawali dengan perkenalan antar peserta yang berkesempatan hadir
pada pagi iu. Ada beberapa Komunitas di Lampung yang turut ambil andil dalam
acara ini, seperti Lampung Yoa, Rumah Baca Asma Nadia Lampung, Forum Lingkar
Pena Lampung, Penyala Lampung, Komunitas Rumah Prancis, Youth Land, Earth Hour
dan lainnya. Serta ada dua peserta termuda yang masih duduk di bangku Sekolah
Menengah, sungguh semangat yang patut diacungi jempol. Semua pemuda Lampung
dari berbagai element datang dan bersatu untuk berdiskusi dan mencari solusi.
Sebelum mendengarkan materi dari para pemateri, Mba Pera
Malinda Sihite selaku Ketua Pelaksana dan Ketua Parlemen Muda Lampung
memberikan presentasi singkat mengenai Parlemen Muda. Mba Pera juga membacakan
Deklarasi Parlemen Muda Indonesia yang merupakan gagasan yang diusung oleh 34
Delegasi dari setiap Provinsi di Indonesia. Kemudian acara dilanjutkan dengan
diskusi mengenai Lingkungan. Materi pertama mengenai Lingkungan disampaikan
oleh Bapak Ari Rakatama dari BKSDA Lampung dan Bapak Herza Yulianto, beliau
merupakan salah satu pakar Lingkungan di Lampung. Sesi pertama mengenai
lingkungan di moderator oleh Mba Chandra Cahaya Gani dari Forum Indonesia Muda
(FIM).
Bapak Ari Rakatama dari BKSDA Lampung memaparkan secara
singkat dan padat mengenai kondisi umum kawasan hutan di Indonesia. Luas kawasan hutan di Provinsi sudah dalam
tingkatan yang mengkhawatirkan. Hanya sekelumit saja hutan di Lampung yang
masih perawan, contohnya Taman Nasional Way Kambas dan juga Tambling. Ada
beberapa hal yang menyebabkan kerusakan hutan di Lampung diantaranya yakni,
tingginya tekanan penduduk. Kemudian, kebakaran hutan dan lahan meskipun tidak begitu signifikan menyebabkan kerusakan
hutan.
Perambahan hutan sudah menjadi rahasia umum. Kerusakan
hampir terjadi di seluruh kawasan hutan lindung. Perambahan juga mengakibatkan
konflik antara satwa dan manusia yang tinggal di sekitar hutan lindung. Gajah
yang seringkali keluar kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas dan buaya yang
menelan korban jiwa di daerah Tulang Bawang Barat. Dalam hal ini pemuda
memegang peran penting dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Materi kedua disampaikan oleh Bapak Herza Yulianto,
beliau merupakan salah satu pakar lingkungan di Lampung. Beliau menyampaikan
materi tentang lingkungan hidup. Tidak ada asap jika tidak ada api, pepatah ini
mungkin pas dengan kondisi lingkungan di
Lampung kini. Tidak ada akibat jika tidak ada penyebabnya, ada beberapa hal
yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah satunya adalah campur tangan
manusia yang mengakibatkan perubahan fungsi lingkungan dan over ekspoitasi
Sumber Daya Alam (SDA). Penyebab kedua adalah bencana alam seperti banjir,
longsor, gunung meletus, tsunami, gempa
bumi.
Kerusakan lingkungan mengakibatkan dampak yang cukup
besar bagi kelangsungan hidup ekosistem, menurunnya daya dukung lahan akibat
dari ekspoitasi yang berlebihan dari tangan-tangan manusia yang tidak
bertanggung jawab. Berkurangnya keanekaragaman hayari, baik flora maupun fauna
yang mengancam kelestarian hayati. Dampak lain yakni terjadinya perubahan
iklim, atau yang lebih dikenal dengan global
warming. Kerusakan hutan menyebabkan minimnya pepohonan yang seyogyanya
dapat meminimalisir kerusakan lapisan ozon
yang semakin hari kian memprihatinkan.
Peran pemuda dalam penyelamatan lingkungan menyakup
pemahaman, kesadaran, dan kritis terhadap lingkungan. Bapak Herza juga
membacakan suatu kutipan tentang pemuda harapan, yakni :
“Pemuda dengan segala daya upaya dapat menyelamatkan negaranya dengan
memahami dan berperan dalam penyelamatan sumberdaya alam bangsanya secara
bijaksana”.
Setelah materi
tentang lingkungan tuntas dijelaskan, moderator membuka sesi Tanya jawab.
Penanya pertama adalah Septian Cahyadi dari Forum Indonesia Muda, dan disusul
dengan pertanyaan dari Ferry dari
Komunitas Rumah Perancis. Terjadi
diskusi yang cukup panjang dari 2 penanya ini. Mereka menanyakan bagaimana cara
pemberdayaan sampah, berapa persentase peralihan fungsi hutan dan apa yang bisa
dilakukan oleh komunitas-komunitas yang ada di Lampung agar bisa berkolaborasi
menanggani kerusakan lingkungan.
Sesi pertama berakhir pada pukul 11:00 Wib. Meskipun ada beberapa
peserta yang sedikit kecewa dengan singkatnya waktu yang diberikan oleh panitia
dalam berdiskusi. Padahal masih banyak unek-unek, pertanyaan yang ingin mereka
tanyakan. Sesi pertama diakhiri dengan pesan-pesan terakhir dari kedua pemateri
yang luar biasa ini. Bapak Herza berpesan, “Lakukan
sesuatu untuk lingkungan”. Dan Bapak Ari berpesan, “Jaga dan perbaiki lingkungan kita untuk anak cucu kita untuk kehidupan
yang lebih baik”.
***
Berbeda sesi berbeda isu pula. Sesi kedua mengangkat isu
tentang pendidikan di Lampung. Sesi kedua dimoderatori oleh Mba Ria dari Universitas Lampung. Pembicara kali ini
yakni Bapal Padli Ramdan Asisten Redaktur Lampung Post dan Bapak Juniardi Ketua
Komisi Informasi Provinsi Lampung.
Bapak Padli Ramdan dari Lampung Post menyampaikan materi
tentang “Akses terhadap pendidikan berkualitas”. Bicara tentang akses, media
social baik cetak maupun elektronik memegang peran penting dalam
menyebarluaskan informasi. Memberikan kemudahan untuk mengakses informasi
dengan cepat. Istilah pers sebagai
Anjing Penjaga atau Watch Dog yang
siap menyalak kepada kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat.
Contohnya, kebijakan pendidikan.
Pendidikan yang berkualitas membutuhkan dana yang besar
pula. Namun, eksekutif dan legislative belum memiliki anggaran yang mencukupi.
Anggaran pendidikan mengalami penurunan dari 12% menjadi hanya 8,5%. Disinilah pers memegang kunci penting dalam
pengawasan kebijakan-kebijakan yang acap kali menyimpang dan tidak berpihak
kepada rakyat kecil.
Duet M.Ridho Ricardo dan Bachtiar Basri yang memenangkan
Pilgub, dan sudah resmi menjabat sebagai Gubernur dan wakil gubernur Lampung
periode 2014 – 2019 memiliki program pendidikan, antara lain :
a.
Wajib belajar 12 tahun. GRATIS.
b.
Perbaikan infrastruktur pendidikan
c.
Beasiswa bagi rakyat miskin
Lagi-lagi
masyarakat dibuat ragu apakah janji-janji dan program pendidikan yang dirancang sedemikian
apik dapat terealisasikan dengan baik. Disinilah fungsi pers berperan sebagai
anjing penjaga, jikalau suatu saat terjadi penyimpangan yang merugikan rakyat
kecil. Setiap warga Negara dijamin pendidikannya oleh pemerintah. Namun,
mengapa masih saja ada anak bangsa yang tidak dapat bersekolah. Akses terhadap
pendidikan berkualitas di negeri ini masih jauh dari kata memuaskan.
Banyak hal yang dipelajari hari ini. Semoga terhitung
sebagai salah satu ibadah, dengan niat bersama-sama berkontribusi secara aktif,
berkolaborasi, bersinergi untuk Lampung tercinta. Acara luar biasa ini ditutup
dengan presentasi singkat dan pemutaran video tentang MTV Exit oleh Mba Pena.
MTV Exit merupakan organisasi non-provit dibawah payung MTV. MTV Exit bergerak
dibidang social, khususnya masalah perdagangan manusia yang semakin marak
terjadi.
Mari pemuda Lampung bergerak. Jangan apatis, kritis dan
lihatlah lingkungan sekitarmu. Ada banyak pekerjaan rumah yang harus kita
benahi bersama. Jangan tutup mata dan telingamu, hanya berdiam diri dan tak
berbuat. Tanah Ruwa Jurai membutuhkan pemuda yang peduli dan tangkap dengan
kondisi yang semakin memprihatinkan. I dare to care!
Echi
Sianturi
Bandar
Lampung, 14 Juni 2014.
Dokumentasi : @GemilangLampung dan Pribadi
0 comments